TUGAS SOFTSKILL
Accounting Fundamental
Concept
Akuntansi adalah suatu
proses mencatat, mengklasifikasi, meringkas, mengolah dan menyajikan data,
transaksi serta kejadian yang berhubungan dengan keuangan sehingga dapat
digunakan oleh orang yang menggunakannya dengan mudah dimengerti untuk
pengambilan suatu keputusan serta tujuan lainnya.
Secara umum akuntansi
memiliki konsep dasar yang menjadi acuan dalam menyusun standar akuntansi yang
ditujukan bagi praktek akuntansi. Basis postulat akuntansi inilah yang kemudian
muncul konsep-konsep dasar dalam penyajian maupun pelaporan keuangan entitas.
Berikut akan disajikan beberapa konsep dasar akuntansi dalam berbagai versi.
Konsep dasar akuntansi
terdapat beberapa poin, di antaranya konsep pengukuran dengan unit uang, konsep
entitas, konsep kelangsungan usaha, konsep kos, aspek ganda, periode akuntansi,
konservatisme, realisasi, penandingan, konsistensi, dan materialitas. Maka,
untuk kepentingan penelitian, hanya akan dijelaskan konsep dasar yang merupakan
postulat akuntansi dan berhubungan dengan asumsi dasar akrual sebagai basis
pencatatan akuntansi. Yaitu, konsep entitas, konsep pengukuran uang, konsep
kelangsungan usaha, konsep dua aspek akuntansi, konsep kos, konsep periode
akuntansi, konsep penandingan dan konsep upaya dan hasil. Berikut penjelasan
masing-masing konsepnya:
1.
Konsep Entitas Bisnis
Dalam konsep ini bisnis perusahaan sebagai suatu
organisasi bisnis diperlakukan berbeda atau secara hukum terpisah dengan
pemilik dari bisnis tersebut. Hal ini termasuk bahwa transaksi-transaksi dalam
bisnis tersebut harus dijaga secara keseluruhannya agar terpisah dari urusan
pribadi dari seorang pemiliknya. Namun, diperbolehkan bagi seorang pemilik
untuk dapat memperoleh informasi yang benar mengenai kondisi perusahaannya.
Dalam literatur-literatur teori akuntansi
dikenal dengan adanya konsep entitas bisnis, perusahaan dengan
pemiliknya menjadi terpisah. Kepemilikan aset dimiliki oleh perusahaannya, dan
antara kewajiban dengan pemegang ekuitas oleh investor dalam aset tersebut
merupakan hak yang berbeda. Atas dasar konsep ini, maka dapat dirumuskan dalam
posisi keuangan atau neraca bahwa aset sama dengan jumlah kewajiban ditambah
dengan ekuitas pemilik. Konsep ini mempersonifikasi badan usaha sebagai orang
yang dapat melakukan perbuatan hukum dan ekonomi, misalnya dalam pembuatan
kontrak dan kepemilikan aset. Menurutnya, sebagai konsekuensi dari konsep
entitas, hubungan antara entitas dengan pemilik dipandang sebagai hubungan
bisnis terutama dalam hak dan kewajiban atau utang piutang.
2.
Konsep Pengukuran Uang
Konsep
ini mengandung pengertian bahwa uang merupakan alat ukur umum dan paling tepat
dalam aktivitas ekonomi dan menjadi dasar yang tepat pula bagi pengukuran
analisis akuntansi. Dalam pencatatan, unit moneter yang diwakili oleh uang
sangat relevan, sederhana, tersedia secara universal, dapat dipahami dan
berguna. Secara umum, dengan adanya uang sebagai alat ukur, menjadikan
penyajian akuntansi dengan unit moneter lebih dapat terkomunikasikan atas informasi
sumber daya ekonomi yang dimiliki dan tersaji dalam bentuk informasi
kuantitatif. Hal inilah yang membuat pengguna laporan keuangan lebih dapat
melihat objektifitas informasi sumber daya ekonomi bagi perusahaan untuk dapat
membuat keputusan ekonomi yang rasional.
Sebenarnya dalam konteks ekonomi, kehadiran uang sebagai alat karena sistem
ekonomi tidak lagi menganut sistem ekonomi non-barter. Hasilnya, uang saat ini
sebagai standar utama dalam menilai dan sebagai hal yang pokok dalam proses
pengukuran. Dengan demikian, laporan keuangan disajikan dengan unit moneter
yang disesuaikan dengan jenis mata uang suatu Negara di mana perusahaan
tersebut beroperasi.
3.
Konsep Kelangsungan Usaha
Postulat
kelangsungan usaha mengasumsikan bahwa perusahaan akan terus berlanjut sampai
waktu yang tidak ditentukan. Implikasi asumsi ini, pada keadaan luar biasa,
nilai laporan likuidasi untuk aset dan ekuitas adalah ‘pelanggaran’ atas konsep
atau asumsi dasar ini. Sebab asumsi kelangsungan usaha mengasumsikan bahwa
perusahaan akan mampu mempertahankan kegiatan usahanya dalam jangka panjang dan
tidak untuk dilikuidasi dalam jangka pendek.
4.
Konsep Dua Aspek Akuntansi
Di
bawah konsep ini, pada setiap dan masing-masing transaksi dibagi ke dalam dua
aspek. Salah satu aspek berhubungan dengan penerimaan atas suatu manfaat
tertentu sedangkan aspek yang lain berhubungan dengan pemberian atas manfaat
tersebut. Misalnya, ketika mesin yang telah dibeli oleh perusahaan, mesin
memberikan manfaat untuk dapat memproduksi barang atau jasa. Untuk memiliki
mesin tersebut perusahaan harus membayar sejumlah uang kepada supplier mesin.
Dengan demikian setiap transaksi bisnis berkaitan dengan dua aspek yang tidak
terpisahkan dan kedua aspek tersebut dicatat tanpa terkecuali.
5.
Konsep Kos
Pada dasarnya penggunaan prinsip ini karena perusahaan
memiliki kepentingan untuk menentukan nilai jual dari setiap aset setiap kali
perusahaan ingin menilai laba yang diperolehnya. Di mana penilaian dengan cara
yang lain akan mengakibatkan munculnya subjektifitas sehingga berdampak pada
informasi keuangan yang bias. Namun, dalam standar akuntansi keuangan pun jika
hal tersebut menjadi tidak relevan, maka diperkenankan menilai dengan nilai
wajar sebagai basis pengukurannya.
6.
Konsep Periode Akuntansi
Meskipun
akuntansi juga berasumsi bahwa bisnis akan tetap ada selama jangka waktu yang
lama dan tidak ditentukan, penting untuk dipantau akun atau pencatatan dengan
keterangan yang jelas untuk periode bisnis yang ditujukan untuk mengetahui
hasil operasi bisnis dan disajikan posisi keuangan untuk periode tersebut.
Biasanya pencatatan dipersiapkan untuk periode satu tahun yang mana boleh jadi
sesuai dengan kalender tahunan sebagai tahun laporan keuangan.
7.
Konsep Penandingan
Dalam akuntansi dikenal prinsip bertemunya
konsep. Di mana yang dimaksud dari prinsip ini adalah dengan
diakuinya beban bukan pada saat pengeluaran kas telah terjadi atau telah
dibayarkan. Namun, diakui ketika suatu produk atau jasa secara aktual
memberikan kontribusi terhadap pendapatan. “Pendapatan suatu periode harus
dibebani dengan biaya-biaya yang secara ekonomis berkaitan dengan produk yang
menghasilkan pendapatan tersebut memungkinkan adanya biaya yang ditangguhkan
dan diperlakukan sebagai aset pada posisi keuangan atau neraca. Meskipun dalam
kenyataannya biaya ditangguhkan tersebut tidak memberikan manfaat ekonomi di
masa depan.
8.
Konsep Upaya dan Hasil
Lebih lanjut dalam konsep penandingan yang berimplikasi pula pada konsep
upaya dan hasil dalam akuntansi, memberikan implikasi bahwa biaya adalah upaya
dalam rangka memperoleh hasil yang dalam hal ini disebut pendapatan. Menurut
Suwardjono, secara konseptual, pendapatan timbul karena biaya bukan sebaliknya
pendapatan menanggung biaya\ Artinya pendapatan sudah dapat diakui meskipun
belum terealisasi karena adanya pengeluaran atau upaya entitas dalam melakukan
kegiatan produktifnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar