Kegemaran Belanja Masyarakat
Bantu Ekonomi RI Tetap Tinggi
Menteri
Keuangan Chatib Basri menegaskan tingginya konsumsi rumah tangga akan menjadi
penolong pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia agar tetap berada di
atas level 6%.
"Porsi terbesar dari PDB Indonesia selama ini adalah
konsumsi. Kalau konsumsi rumah tangga kuat, maka PDB bisa tertolong," ujar
dia saat ditemui di kantornya, Jakarta, Senin (12/8/2013).
Dia mengakui, ekonomi Indonesia akan sulit bertumbuh di angka 6,3%
seperti yang telah ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) 2013. Pasalnya, realisasi pertumbuhan ekonomi di semester I 2013 sebesar
5,9%.
"Kalau mau tumbuh 6,3%, maka ekonomi Indonesia harus
bertumbuh sebesar 6,6% pada semester II. Padahal itu agak sulit untuk dilakukan
tapi kalau bicara 6% masih mungkin," tukas Chatib.
Dengan perkembangan yang terjadi, pemerintah mengaku telah
menyiapkan langkah salah satunya adalah arahan Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono (SBY) agar tetap menjadi daya beli masyarakat. Langkah ini pernah
diterapkan pada tahun 2008 dengan menangguhkan pajak perusahaan guna
menghindari pemutusan hubungan kerja (PHK).
"Kalau perusahaan tidak lay off,
pekerja tetap dapat penghasilan dan tetap bisa konsumsi. Itu kemungkinanya,
sedangkan yang lain bisa diskon pajak untuk mengantisipasi perlambatan
pertumbuhan ekonomi. Walaupun melambat, belum akan terjadi PHK," tutur
dia.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi
periode tiga bulan kedua ini berasal dari pengeluaran konsumsi rumah tangga
sebesar 1,50%, dari konsumsi pemerintah 3,78%, Pembentukan Modal Tetap Bruto
(PMTB) sebesar 5,17%, ekspor 2,72% dan 10,03% dari impor.
Secara kumulatif pertumbuhan ekonomi triwulan II ini dari konsumsi
rumah tangga 5,12%, konsumsi pemerintah 1,38%, PMTB sebesar 5,21%, ekspor 4,18%
serta 0,29% dari pengeluaran impor.
Analisa: Menurut saya dengan masyarakat masih
mempunyai daya belanja yang besar itu akan membantu menstabilkan ekonomi di
Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar